Polresta Pasuruan Amankan Ratusan Produk Kosmetik


PASURUAN – Sekarang ini, masyarakat harus waspada jika membeli kosmetik untuk kecantikan. Kemarin (26/11), aparat Polresta Pasuruan mengamankan ratusan produk kosmetik bermerek yang diduga palsu. Pemilik toko yang menjual produk-produk kosmetik itu pun harus menjalani pemeriksaan.

Beredarnya kosmetik aspal (asli tapi palsu) itu memang cukup mengejutkan. Apalagi yang disita adalah jenis kosmetik bermerek yang saat ini cukup diminati masyarakat.

Wakapolsek Purworejo Iptu Endi Purwanto kemarin menunjukkan kepada wartawan ratusan produk kosmetik bermerek yang diduga aspal. Dari temuan itu, ada sekitar 42 item jenis produk. Mulai dari bedak, krim pemutih, sampai pembersih wajah.

“Gerak aparat untuk memastikan apakah kosmetik itu aspal berangkat dari laporan dari lawyer Unilever yang merasa salah satu produknya telah dipalsukan. Mereka merasa dirugikan dengan peredaran produk aspal itu, dan meminta aparat segera mengamankan,” ungkap Endi.

Berbekal laporan itu, aparat bergerak cepat karena tidak ingin BB kosmetik aspal segera hilang dari peredaran. Mereka mengambil beberapa sampel jenis kosmetik yang diduga tidak asli. Sementara ratusan produk serupa diamankan terlebih dulu.

Sebelum melakukan tindakan hukum, terlebih dulu aparat melakukan pemeriksaan produk tersebut ke BPOM Surabaya. Tidak hanya itu, mereka juga mendatangan saksi ahli yang berkompenten dalam persoalan peredaran barang produksi kosmetik tersebut.

“Tanpa ragu, kami menyatakan kosmetik itu aspal. Buktinya adalah dalam kemasan produk kosmetik yang dijual tidak mencantumkan register resmi dari BPOM,” terangnya lagi.

Radar Bromo sendiri mengamati bentuk bungkus kemasan produk kosmetik tersebut. Dibanding yang asli, memang terlihat perbedaan cukup mencolok. Kertas karton yang dicetak mirip aslinya itu lebih buram. Tidak sekilap bungkus kosmetik aslinya.

Selain itu, ada beberapa bagian yang juga menunjukkan gambar-gambar kabur. Mirip hasil scan komputer. Agaknya gambar yang kabur itu sengaja tetap dipasang agar tidak berbeda jauh dengan yang asli.

Dari informasi yang dihimpun Radar Bromo, kosmetik yang diduga aspal itu sudah cukup lama beredar. Bahkan banyak kaum hawa yang kepincut mengkonsumsinya karena menawarkan harga miring, untuk produk bermerek dari salah satu produk Unilever tersebut.

Seperti yang tertera dalam salah satu kotak bungkus refill bedak padat yang hanya menyebutkan harga Rp 7.500. Padahal, di pasaran produk merek-merek terkenal itu rata-rata harga refill di atas Rp 20 ribuan. Dibanding bedak bayi yang refill-nya Rp 15 ribu, harga refill bedak itu masih lebih murah.

Terkait temuan kosmetik aspal tersebut, Polsek Purworejo meminta keterangan pemilik toko yang sudah menjual produk kosmetik yang diduga aspal bernama Wijanto Donoraharjo.

Kemarin, laki-laki ini memenuhi pemanggilan kepolisian bersama kuasa hukumnya. “Saat ini masih batas meminta keterangan. Kami akan melihat sampai sejauh mana latar belakang peredaran kosmetik palsu ini,” tegas Endi lagi.
Sumber : Jawapos