Razia Mamin Kurang Tepat, Dilakukan Secara Reaktif Jelang Lebaran

bbpomGencarnya razia makanan dan minuman (Mamin) oleh Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan petugas kepolisian di supermarket dan swalayan, dinilai kurang tepat. Pasalnya, razia mamin tersebut tidak akan menimbulkan efek jera kepada supermarket atau swalayan untuk tetap memajang makanan dan minuman kadaluwarsa di suatu kesempatan.
“Pola razia demikian itu kami sesalkan karena efeknya cukup luas dan ujungnya meresahkan masyarakat,” ucap Retno Widiastuti, Ketua Bidang pengawasan makanan dan minuman Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jawa Timur, kepada Surya, Minggu (6/9).

Disamping itu, kata Retno, razia yang dilakukan terhadap mamin kadaluwarsa terkesan asal-asalan dan tidak melalui pengkajian serta survei lapangan secara mendalam. Disamping itu razia yang dilakukan oleh BPOM dan Petugas Kepolisian di satu sisi justru menimbulkan keresahan terhadap konsumen atau masyarakat luas di saat menjelang Lebaran. Konsumen akan selalu dibayang-bayangi kekhawatiran salah beli terhadap produk mamin kadaluwarsa.

YLPK sangat mendukung apapun yang dilakukan oleh semua pihak untuk melindungi konsumen dari produk yang kurang layak konsumsi. Namun, upaya perlindungan yang diberikan tersebut seharusnya secara regular dan diperketat dari hari kehari. Dan BPOM harus berani selalu memberikan informasi secara terbuka terhadap hasil razia yang dilakukan. Selanjutnya, sanksi yang diberikan kepada pelanggar juga harus diumumnya secara luas agar menimbulkan efek jera.

Selama ini, tambah Retno, BPOM terkesan kurang transparan dalam memberikan sanksi tegas kepada pelanggar peredaran mamin kadaluwarsa. Dengan demikian tidak tertutup kemungkinan pelanggar tersebut bakal mengulangi perbuatan tersebut untuk memburu keuntungan.

“Makanya, kami selalu menantikan langkah tegas dan tranparan dari BPOM dan pihak Kepolisian yang telah melakukan razia terhadap peredaran mamin kadaluwarsa. Jangan hanya ramai didepan tapi diam dibelakang,” tandas Retno.
Sementara itu, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO), Abraham Wisnu sebelumnya sempat meminta BPOM dan Kepolisian tidak gegabah dalam melakukan razia mamin di pasar Moderen menjelang Lebaran.

Pasalnya, razia mamin itu terkesan menurunkan citra dari pasar moderen disaat momen besar meningkatkan omset penjualan. “Kami tidak henti-hentinya meminta razia dilakukan secara tertutup sehingga tidak merusak citra dari ritel moderen. Kalau perlu razia ditiadakan saat mendekati lebaran karena momennya dirasa kurang tepat dan sangat merugikan pengusaha,” kata Abraham.
Sumber : Surya