Tragedi Kapal Sinar Bangun, Hanyalah Gunung Es Di Sektor Penyebrangan

Karamnya kapal “Sinar Bangun” di perairan Danau Toba pada H plus 3 Lebaran, merupakan kejadian yang antiklimaks dalam pengelolaan mudik Lebaran 2018. Sejak awal saya mengingatkan agar pemerintah jangan hanya fokus pada sisi transportasi darat saja tapi melalaikan sektor penyeberangan, yang saban harinya nyaris nihil pengawasan. Karamnya kapal Sinar Bangun menjadi bukti nyata bahwa pemerintah, baik pusat dan daerah lalai terhadap keselamatan warganya. Abai terhadap aspek safety khususnya di sektor penyeberangan. Bagaimana mungkin kapal yang kapasitas muatnya hanya 40-an orang, tetapi bisa diisi sampai 200-an orang? Hal yang secara fisik bisa terlihat dengan mata telanjang. Dalam kejadian ini tidak bisa lagi bicara manifes penumpang.

Dari kejadian bisa dicatat hal-hal kritikal, yakni:

Pertama, tidak berfungsinya syahbandar sebagai penguasa pelabuhan. Ngapain saja syahbandar sehingga sebuah kapal dengan kapasitas muat 40-an orang tetapi bisa diisi 200-an orang? Pemerintah wajib mengevaluasi total keberadaan syahbandar, yang sangat mungkin ada patgulipat dengan pemilik kapal dan atau nakhoda. Syahbandar harus dimintai pertanggungjawaban secara pidana;

Kedua, patut diduga selama ini praktik manifes penumpang tidak dijalankan sama sekali. Kalaupun ada hanyalah manifes abal-abal;

Ketiga, pemerintah dalam hal ini Kemenhub dan Pemda, harus mengevaluasi secara total keberadaan perusahaan kapal yang notabene pelayaran rakyat terkait kelaikan kapal dan infrastruktur pendukung lainnya seperti pelampung dan life jacket. Infrastruktur pendukung yang menjadi prasyarat safety ini nyaris tak tersedia. Kalau pun ada hanyalah untuk beberapa gelintir penumpang saja. Belum lagi soal kelaikan kapal yang tidak memenuhi standar kelaikan dan keselamatan. Kejadian yang menimpa kapal Sinar Bangun hanyalah gunung es dari keseluruhan permasalahan di sektor penyeberangan.

Demikian. Sekelumit catatan kritis terkait tenggelamnya kapal Sinar Bangun. Terima kasih.

Wassalam,

Tulus Abadi,
Ketua Pengurus Harian YLKI
Seluler: 0811195030.


Source: YLKI

Tags: