YLPK Jatim: Kaji Ulang GeNose Test Di Stasiun

Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang tes Covid-19 menggunakan GeNose di stasiun kereta api. Kurang akuratnya hasil test GeNose dikhawarirkan bakal semakin memperparah menyebaran virus asal Wuhan tersebut.

Menurut Ketua YLPK Jatim,  Said Sutomo, test menggunakan GeNose sangat menggiurkan karena tarifnya hanya Rp20 ribu atau 5 kali lebih murah dibanding rapid test Antigen yang Rp105 di stasiun kereta. “Tapi akurasi GeNose tidak sama dengan yang Antigen. Ini dampaknya sangat vital,” ujarnya, Kamis (4/3/2021).

Said sendiri mengaku sudah benar-benar kapok setelah mencoba sendiri memanfaaatkan fasilitas GeNose di stasiun. Selain merepotkan karena harus dua kali test, biaya untuk mendapatkan surat keterangan negatif Covid-19 sebagai syarat untuk naik kereta, jadi bertambah.

Dia kemudian mencontohkan pengalamannya saat hendak ke Jakarta pada Minggu (28/2/2021) lalu. “Di Stasiun Gubeng,  yang tersisa tingga tiket KA ekonomi, dan saya pilih cek kesehatan GeNose untuk sebagai persyaratan,” ujarnya.

Tapi ternyata hasil testnya dinyatakan positif dan sesuai ketentuan, dirinya saat itu dilarang naik kereta. Said kaget karena seminggu sebelumnya dirinya sudah melakukan vaksinasi Covid-19 di RS AU Soemitro Surabaya.

Tak puas dengan hasil tes di Stasiun Gubeng tersebut, Said melakukan refund (pengembalian tiket) dan langsung bergeser ke Stasiun Pasar Turi Surabaya.
Said membeli tiket untuk  kursi eksekutif, dan pilih tes kesehatan menggunakan rapid test Antigen.

Said berhasil lolos naik kereta ke Jakarta lewat Stasiun Pasar Turi, karena hasil testnya dinyatakan negatif. “Saya heran, kok bisa beda hasilnya,” ujarnya.

Merasa sudah kapok menggunakan hasil test murah tapi merepotkan itu, Said kembali pilih menggunakan rapid test Antigen saat dalam perjalanan pulang ke Surabaya, pada Rabu (3/3/2021). Said kembali lolos naik kereta dari Stasiun Gambir Jakarta, karena hasil tesnya dinyatakan negatif Covid-19.

Said meminta pemerintah untuk mengkaji ulang penggunaan GeNose sebagai persyaratan naik angkutan umum seperti kereta api. “Jangan karena tarifnya murah, tapi malah membahayakan orang banyaj, kalau ada yang positif tapi hasil tesnya negatif,” ujarnya.

Sumber : Suara Karya

Tags: