Catatan YLKI: Harga Beras Masih Tinggi, SATGAS Pangan Tidak Optimal

Pada Selasa 27 Februari 2018, YLKI diundang untuk mengikuti kunjungan kerja Menteri Perdagangan RI ke gudang Bulog di Kelapa Gading-Jakarta, Kab. Indramayu, Kab. Cirebon dan Kota Cirebon. Juga ke pedagang beras di pasar tradisional di Indramayu dan PGC Cirebon. Kunjugan kerja diikuti oleh Pejabat Eselon 1 Kemendag, Dirut Bulog dan Ketua Umum PERPADI. Dan juga kalangan jurnalis dari 40 media masa.

Ada beberapa catatan yang YLKI peroleh dalam kunjungan kerja tersebut;

1. Beras impor sudah masuk ke Gudang Bulog di Kelapa Gading, sekitar 261 ribu ton dari total impor sebesar 500 ribu ton. Menurut Mendag beras impor hanya untuk buffer stock dan operasi pasar saja. Ini menunjukkan bahwa pasokan beras nasional memang tidak cukup aman, karena tidak cukup untuk cadangan sebesar 1.2 juta ton. Mendag menjamin Bulog akan menyerap beras petani jika masa panen sudah tiba.

2. Gudang Bulog Singakerta Indramayu, nyaris dalam kedaan kosong. Hanya ada 9 ribu ton beras dari seharusnya 21.000 ton. Sehingga tidak bisa melakukan operasi pasar lagi. Ini jelas ironis, gudang Bulog sampai kosong padahal Indramayu adalah lumbung padi Provinsi Jabar, bahkan nasional.

3. Di Pasar tradisional daerah Indramayu dan juga Cirebon pedagang beras malah sudah dipasok dari daerah Jateng, khususnya dari Sragen dan Demak. Padahal Indramayu adalah lumbung padinya Jabar, yang katanya mencapai 1.7 juta ton per tahun produksinya.

Jadi disimpulkan stok beras belumlah aman. Terbukti harga beras masih terbilang tinggi, walau cenderung turun. Harga beras medium Bulog dibandrol Rp 9.300 per kg, itu pun dengan kualitas yang buruk. Kata pedagang banyak konsumen yang tidak mau beli sekalipun untuk konsumen miskin. Yang beli beras tersebut rata-rata pedagang lontong saja.

Dengan fakta seperti tersebut di atas, maka:

1. Menteri Pertanian seharusnya merevisi pernyataanya bahwa Indonesia surplus beras. Surplus apanya? Kalau benar surplus seharusnya tidak ada impor beras;

2. Satgas Pangan tidak berfungsi efektif, terbukti harga beras masih tinggi. Kalau pun harga beras turun bukan atas kerja Satgas pangan tapi karena memasuki masa panen:

Kementerian Perdagangan dan Bulog harus menjamin bahwa beras impor tidak masuk ke pasaran, kecuali untuk operasi pasar saja.

3. Kementerian Perdagangan dan Bulog harus menjamin bahwa beras impor tidak masuk ke pasaran, kecuali untuk operasi pasar saja. Jangan sampai beras impor bocor dan mengakibatkan harga beras jatuh di musim panen. Kementerian Perdagangan dan Bulog juga harus mampu mengatasi berbagai distorsi dalam harga beras, seperti kemungkinan adanya spekulan dalam perdagangan beras.

Beras adalah bahan makanan utama rakyat Indonesia. Pemerintah harus mampu menjaga keamanan pasokan beras, sehingga harganya terjangkau bagi konsumen.

Demikian sekelumit catatan.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia,

Tulus Abadi,
Ketua Pengurus Harian


Source: YLKI

Tags: