Pelayanan kesehatan bagi warga miskin di DKI Jakarta dan sekitarnya dirasakan belum memuaskan. Selain prosedurnya berbelit, mereka sering diabaikan petugas hanya karena sebagai pemegang surat Jaminan Pelayanan Kesehatan Gakin, Jamkesmas, atau surat keterangan tidak mampu.
Pengalaman buruk dialami Suhardi, warga Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat. Ketika mendaftar operasi pengangkatan benjolan di lehernya di Puskesmas Kapuk I, dia merasa diabaikan.
”Hanya karena orang miskin, saya diacuhkan. Saya tidak segera dipanggil dan harus menunggu lama, padahal antre sejak pagi,” tutur Suhardi saat ditemui di RSUD Cengkareng, Kamis (3/3).
Setelah memperoleh surat rujukan dan mengurus di RSUD Cengkareng, dia bisa dilayani dengan baik dan cepat. Dia sama sekali tidak mengeluarkan biaya untuk operasi yang mencapai Rp 8,4 juta. ”Saya hanya harus membeli obat yang tidak dijamin di Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Gakin,” katanya.
Kelambanan ini tidak sedikit menyebabkan kematian. Solehwanto (4 bulan), penderita gizi buruk asal Kecamatan Parung Panjang, meninggal di RSUD Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, kemarin, contohnya.
Keterangan Kepala Seksi Pelayanan dan Pengembangan Medik RSUD Cibinong Vitrie Winastri, pihaknya sudah berupaya memperbaiki kondisi kesehatan Soleh, tetapi infeksi sudah menyebar terlalu parah karena penanganan terlambat.
Banyaknya pengalaman buruk itu membuat Geria (35) di Rumah Singgah RS Cipto Mangunkusumo tak mau menggunakan Jamkesmas bagi anaknya, Indikana (5). ”Saya khawatir, kalau pakai Jamkesmas, pelayanan lama,” ujarnya.
Per hari, RSCM menerima rata-rata 1.500 surat jaminan pelayanan dan menerima 150 keluhan pasien gakin/SKTM DKI, serta penanganan keluhan Jamkesmas rata-rata 50 pasien.
Sumber : Kompas