JAKARTA – Pemerintah kemungkinan akan menaikkan tarif dasar listrik (TDL) sebesar 20 persen pada 2010. Itu jika margin PT PLN (Persero) sebesar 5 persen yang diputuskan panitia anggaran (Panggar) jadi direalisasi.
Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengatakan, dalam rencana bisnis yang disiapkan, tarif baru nanti akan diterapkan khususnya pada pelanggan industri.
Menurut Said, tidak ada pilihan lain selain melakukan hal yang bisa dikatakan mengubah mekanisme subsidi. ”Selama ini hampir semua pelanggan diberikan subsidi termasuk mereka yang mampu. Akhirnya, PLN tidak bisa melakukan investasi untuk peningkatan kapasitas jaringan,” ujarnya kemarin (4/9).
Dia menerangkan, sejak 2004 tarif listrik PLN tidak pernah naik, padahal ongkos produksi terus meningkat. Untuk menghasilkan listrik 1 KwH menggunakan mesin diesel membutuhkan biaya produksi Rp 3.100.
Padahal PLN hanya menjual sebesar Rp 700. Sehingga, setiap 1 KwH, pemerintah mensubsidi sebesar Rp 2.400. Praktis PLN tidak bisa berinvestasi sama sekali. Padahal PLN juga harus menanggung biaya kerugian jika sampai terjadi bencana alam dan sebagainya.
Setelah sempat terjadi tarik ulur antara Kementerian BUMN dan Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), tarif listrik semakin pasti akan naik tahun depan. Apalagi setelah Panitia Anggaran (Panggar) DPR menyetujui kenaikan tarif untuk pelanggan dengan daya di atas 6.600 Volt Aampre (VA).
Sedangkan, Menteri Keuangan sekaligus Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk kenaikan TDL, pemerintah akan mempertimbangkan tiga aspek, yakni daya beli masyarakat, kebutuhan untuk meningkatkan pemulihan ekonomi, dan sisi kesehatan keuangan PLN. ”Dari tiga aspek itu, kita akan lihat mana yang lebih tepat untuk mengenai tarif,” katanya diplomatis.
Pada bagian lain, Direktur Utama PLN Fahmi Mochtar mengatakan dari data yang ada, PLN diperkirakan mengalami kerugian sebesar Rp 4,2 miliar karena bencana gempa bumi yang terjadi Rabu (2/9) lalu di Tasikmalaya.
”Kerugian tersebut akan ditutupi dari dana internal PLN,” katanya dalam pesan singkat. Bencana tersebut mengganggu distribusi listrik dari PLN. Sampai kemarin sistem transmisi yang masih terganggu adalah Trafo 500 MVA GITET (Gardu Induk Tegangan Tinggi) di Bandung Selatan dan Trafo 60 MVA.
Direktur Operasional Jawa Madura Bali Murtaqi Syamsuddin walau Travo Induk Bandung Selatan dan Ciamis masih dalam perbaikan, beban dari dua travo tersebut masih bisa dialihkan dari gardu lain. ”Kemungkinan membutuhkan waktu lima hari untuk melakukan perbaikan transmisi dan memastikan listrik akan kembali menyala,” jelasnya.
Sistem distribusi di beberapa daerah lain diantaranya Tasikmalaya, Banjar, dan Cianjur sistem kelistrikannya masih belum stabil. Jaringan distribusi masih mengalami kerusakan, sehingga beberapa tempat mengalami pemadaman.
Sumber : Jawa Pos