SURABAYA – Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati ketika membeli barang diskon. Apakah benar-benar ada diskon atau hanya sekadar permainan harga oleh peritel, karena masyarakat tidak mungkin tahu harga sebelum diskon.
Demikian dikatakan M Said Sutomo, Ketua YLPK Jatim, kepada Radar Surabaya, kemarin. Menurut Said, saat menjelang Lebaran, hampir seluruh pusat perbelanjaan menawarkan diskon untuk mendongkrak penjualan.
“Hendaknya konsumen memperhatikan dengan seksama harga diskon, bila perlu bertanya kepada pelayan atau penjaga konter agar tidak kecewa setelah membeli barang diskon. Tidak mungkin ada toko yang mau menjual rugi dagangannya,” kata Said.
Dijelaskan dia, sekarang ini terjadi perang diskon di ritel modern. Besarnya bervariasi mulai dari 10 persen hingga 70 persen. Bahkan ada yang dilengkapi dengan iming-iming tulisan “Jual Harga Pokok” atau “cuci gudang”.
Sebagai konsumen, kata Said, sudah seharusnya rasional dan teliti sebelum membeli barang diskon, baik terhadap harga atau produk yang akan dibeli. “Jangan sampai salah dalam membeli. Misalnya, yang dibeli ternyata produk lama dan kualitasnya jelek. Namun, karena dijual di tempat yang bagus (pusat perbelanjaan, red), harganya menjadi berlipat-lipat,” ungkapnya.
Menurut Said, masyarakat masih terlena dengan iklan diskon besar-besaran yang ditawarkan oleh beberapa toko ritel modern menjelang Lebaran. Masyarakat langsung memborong, begitu ada iklan diskon besar-besaran.
Ia menilai masyarakat sering tidak memperhatikan dengan seksama bunyi diskon yang dipampang dan yang dicetak di selebaran-selebaran dengan gambar yang menarik, namun hanya tergiur dengan diskon besar yang tertulis. Padahal besarnya tidak sebesar itu. Misalnya diskon sampai dengan 70 persen, berarti ada produk tertentu yang diskonnya tidak sebesar itu.
“Tulisan 70 persen itu hanya untuk menarik konsumen saja,” tandasnya. Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jatim Abraham Ibnu mengatakan, pengelola ritel benar-benar memberikan diskon dan mengurangi keuntungan, bukannya menjual rugi.
“Anggota Aprindo sudah berkomitmen memberikan layanan yang terbaik. Jadi pengelola ritel benar-benar memberikan diskon dan mengurangi keuntungan, bukannya menjual rugi,” kata Abraham. Ia mengakui, jika pemberian diskon merupakan cara efektif peritel modern dalam mendongkrak penjualan.
Foto : Ilustrasi
Sumber : Radar Surabaya