Tenda Khusus Presiden Tidak Urgen

No comment 511 views

Rencana pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) membeli tenda khusus presiden seharga Rp 15 miliar dianggap hanya sebagai pemborosan uang negara. Untuk itu, BNPB diminta membatalkan rencananya tersebut.

Ketua DPR Marzuki Alie menganggap pembelian tenda tersebut kurang bermanfaat. “Menurut saya tidak perlu tenda itu dibeli,” katanya di gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/9).

Menurut Marzuki, pembelian tenda khusus presiden senilai Rp 15 miliar itu hanya pemborosan APBN. Sebaiknya dana sebesar itu digunakan untuk kepentingan lain yang lebih penting. “Saya kira lebih baik dana itu digunakan untuk membantu pengungsi bencana alam,” kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu.

Informasi rencana pembelian tenda VIP itu diperoleh wartawan dari anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR, TB Hasanuddin, melalui pesan singkat. “Saya dapat informasi BNPB mengajukan pembelian tenda VIP untuk presiden. Satu tenda seharga Rp 15 miliar. Tetapi, informasi ini perlu di cek ke Komisi VIII,” kata Hasanuddin.

Sementara itu, BNPB menjelaskan, anggaran sebesar Rp 15 miliar itu digunakan untuk membeli tenda dalam bentuk kontainer. BNPB mengajukan pembelian kontainer itu sebanyak 20 unit. “Jadi, itu sesuai kebutuhan saja. Kalau yang dibutuhkan lengkap itu ada 20 tenda artinya 20 kontainer. Tapi, kalau diinginkan sepuluh tenda, ya sepuluh kontainer saja,” kata Kepala BNPB Syamsul Ma’arif, di gedung DPR, Jakarta, Kamis (13/9).

Sementara itu, rencana tersebut dianggap kontroversial, bahkan dituding sebagai salah satu upaya pembusukan citra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang belakangan ini sudah makin merosot di mata publik.

Menurut anggota Tim Pemantau dan Pengawas Layanan Kesehatan Jawa Timur, Said Sutomo, usulan itu sangat mencederai perasaan rakyat. “Kami di daerah selalu kekurangan mobil ambulans tiap kali terjadi bencana, mengapa dananya malah dilarikan ke tenda presiden,” ujarnya saat dihubungi semalam.

Provinsi Jawa Timur, yang sebagian wilayahnya menjadi muara Sungai Bengawan Solo, rutin terkena musibah banjir setiap tahun. Tanah longsor dan angin puting beliung juga kerap melanda wilayah Jatim bagian selatan yang topografinya bergunung-gunung.

Menurut Said, sebagian besar korban yang tak terselamatkan itu terjadi karena terlambat mendapatkan penanganan medis. Setiap kali ada bencana, menurut dia, mobil-mobil ambulans itu banyak yang didatangkan dari Surabaya.

Bila harga mobil ambulans di kisaran Rp 250 juta per unit, berarti anggaran untuk pengadaan tenda presiden itu bisa dipakai guna pengadaan 60 unit mobil ambulans. Berbeda dengan tenda VIP yang hanya digunakan bila presiden berkunjung ke lokasi bencana, keberadaan mobil ambulans itu lebih bermanfaat, termasuk saat tidak ada bencana.

Dia kemudian menggambarkan banyaknya warga desa yang mengeluhkan mahalnya sewa mobil ambulans saat dibutuhkan. “Saat ini, sewa mobil ambulans untuk jarak tempuh sekitar 35 kilometer mencapai Rp 200 ribu. Biaya itu masih memberatkan bagi warga miskin yang tinggal di pedesaan,” tuturnya.

Ia menduga, usulan yang dilontarkan BNPB itu hanya sekadar upaya pembusukan citra presiden di mata masyarakat. Karena, fakta di lapangan, kata dia, berbagai daerah, terutama Jatim yang kerap ditimpa bencana, lebih membutuhkan berbagai perangkat, termasuk sistem peringatan dini.

“Dana sebesar itu juga bisa digunakan untuk program reboisasi dan rehabilitasi lingkungan, agar bencana banjir dan tanah longsor bisa dikurangi,” ujar Said.

Dari Padang dilaporkan, tim gabungan dari TNI, Basarnas, PMI, BPBD, serta masyarakat Kelurahan Batu Busuk, Kota Padang, Sumatera Barat, menemukan empat korban yang tertimbun tanah longsor dalam keadaan meninggal dunia.

Salah sorang warga sekitar yang ikut melakukan pencarian, Idel (30), di Padang, kemarin, menyatakan, akibat tanah longsor yang terjadi pada Rabu lalu, sekitar pukul 18.00 WIB, empat warga di RT04/RW03, Kampung Ubi, Kelurahan Batu Busuk, Kecamatan Pauh, dinyatakan hilang tertimbun tanah longsor.

Pencarian berhasil menemukan satu korban yang sudah tidak bernyawa atas nama Najwa (6), Kamis, sekitar pukul 01.00 WIB.

Setelah itu berturut-turut ditemukan beberapa korban lain di lokasi bencana tersebut.

Bencana alam juga terjadi di Medan, Sumatera Utara. Satu orang meninggal dunia, 8 terluka, dan puluhan rumah rusak akibat angin puting beliung di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Sumber : suarakarya