Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Jawa-Timur (YLPK Jatim) mengusulkan ke Pemerintah (Kemenhub RI) agar masyarakat yang bersertifikat vaksin 2 X diberikan hukum ‘sunnah’ melakukan GeNose/Rapidtes antigen/PCR untuk cek kesehatan dalam rangka persiapan perjalanan sebagai pengguna transportasi darat, laut, dan udara.
Menurut Ketua YLPK Jatim, Said Sutomo, untuk para petugas cuma membutuhkan alat validasi keaslian sertifikat yang dibawa calon penumpang transportasi.
“Bagi masyarakat yang bersertifikat vaksin 2X bisa diberikan hukum sunnah untuk melakukan GeNose/Rapidtes antigen/PCR untuk cek kesehatan dalam rangka persiapan perjalanan sebagai pengguna transportasi,” ucapnya.
Usulan YLPK Jatim terbilang positif, karena akan memperlancar para pengguna transportasi darat, laut, dan udara.
Sebelumnya, YLPK Jatim mendesak pemerintah untuk mengkaji ulang tes Covid-19 menggunakan GeNose di stasiun kereta api.
Ini mengingat, kurang akuratnya hasil test GeNose yang dikhawarirkan akan semakin memperparah menyebaran virus asal Wuhan tersebut.
Untuk test menggunakan GeNose sangat menggiurkan dan murah, karena tarifnya hanya Rp20 ribu atau 5 kali lebih murah dibanding rapid test Antigen yang Rp105 di stasiun kereta.
Akan tetapi, akurasi GeNose tidak sama dengan yang Antigen. Ini dampaknya sangat vital.
Pengalaman Said sendiri, mengaku sudah benar-benar kapok setelah mencoba sendiri memanfaaatkan fasilitas GeNose di stasiun.
Tidak hanya merepotkan karena harus dua kali test, biaya untuk mendapatkan surat keterangan negatif Covid-19 sebagai syarat untuk naik kereta, jadi bertambah.
Dicontohkan Said, ketika hendak ke Jakarta pada Minggu (28/2/2021) lalu. Di Stasiun Gubeng, yang tersisa tingga tiket KA ekonomi, dan pilih cek kesehatan GeNose untuk sebagai persyaratan.
Namun, ternyata hasil testnya dinyatakan positif dan sesuai ketentuan, dirinya saat itu dilarang naik kereta. Kondisi ini, tentu saja membuat Said kaget karena seminggu sebelumnya dirinya sudah melakukan vaksinasi Covid-19 di RS AU Soemitro Surabaya.
Karena merasa tidak uas dengan hasil tes di Stasiun Gubeng tersebut, Said melakukan refund (pengembalian tiket) dan langsung bergeser ke Stasiun Pasar Turi Surabaya. Said membeli tiket untuk kursi eksekutif, dan pilih tes kesehatan menggunakan rapid test Antigen.
Hasilnya, Said berhasil lolos naik kereta ke Jakarta lewat Stasiun Pasar Turi, karena hasil testnya dinyatakan negatif.
Merasa sudah kapok menggunakan hasil test murah tapi merepotkan itu, Said kembali pilih menggunakan rapid test Antigen saat dalam perjalanan pulang ke Surabaya, pada Rabu (3/3/2021). Said kembali lolos naik kereta dari Stasiun Gambir Jakarta, karena hasil tesnya dinyatakan negatif Covid-19.
Said meminta pemerintah untuk mengkaji ulang penggunaan GeNose sebagai persyaratan naik angkutan umum seperti kereta api.
Sumber : Mediasurabayarek