Alasan 4 Negara Ini Tolak Produk McDonald’s

No comment 904 views

mcdonaldPerjalanan bisnis gerai waralaba makanan cepat saji McDonald’s menemui persoalan di beberapa negara. Hingga saat ini, McDonald’s pernah menghadapi masalah di Rusia, Jepang, Hong Kong, dan India.

1. Rusia
Lembaga perlindungan konsumen Rusia, Rospotrebnadzor, melayangkan gugatan ke pengadilan Moskow untuk melarang sejumlah produk McDonald’s. Seperti dikutip Reuters, Jumat, 25 Juli 2014, produk-produk yang digugat adalah milkshake, es krim, dan burger.

Kantor cabang lembaga perlindungan konsumen itu meminta pengadilan menyatakan produksi dan penjualan produk-produk itu ilegal atas dasar faktor kandungan kimia yang tidak sesuai. Dalam daftar tuntutan, produk-produk yang didugat yakni Royal Cheeseburger, Filet-o-Fish, Cheeseburger ,dan Chicken Burger. Bic Mac Burger tidak ikut digugat.

McDonald’s mengatakan belum menerima komplain dari lembaga tersebut dan tidak mendengar informasi mengenai gugatan itu. Menurut McDonald’s, makanan-makanan yang diproduksinya sudah melalui metode yang disetujui oleh pemerintah Rusia.

Gugatan ini muncul tiga bulan setelah McDonald’s menutup gerai-gerainya di Crimea, Ukraina. Pencaplokan Crimea oleh Rusia pada Maret lalu memicu pemberian sanksi oleh Amerika Serikat dan Eropa. Ketika itu, politikus Rusia meminta gerai-gerai McDonald’s di Rusia ditutup.

2. Jepang
McDonald’s Holdings Co memutuskan berhenti mengimpor semua produk ayam dari Cina. Sebagai gantinya, impor dialihkan ke Thailand, yang menyebabkan peningkatan pembelian dari pemasok, McKey Foods Services Ltd, sebuah unit bisnis Keystone Foods dan Cargill Thailand. McKey Foods Service memang sudah menjadi penyuplai McDonald’s sebelumnya, seperti diberitakan Reuters, Jumat, 25 Juli 2014.

Tahun lalu, Thailand menyediakan 62 persen kebutuhan ayam McDonald’s di Jepang. Cina menyuplai sisanya. Sebelumnya, pada pekan ini, McDonald’s Jepang menyebutkan seperlima Chicken McNuggets yang dijualnya berasal dari Shanghai Husi. Penjualan produk itu pun dihentikan awal pekan ini.

Skandal makanan ini mencuat setelah sebuah stasiun televisi pada Ahad pekan lalu menampilkan staf Shanghai Husi Food menggunakan daging basi serta mengangkat makanan dari lantai dan mengembalikannya untuk dipakai.

3. Hong Kong
McDonald’s telah menghentikan penjualan chicken nugget dan produk olahan ayam lainnya di Hong Kong setelah menyatakan mengimpor produk dari Shanghai Husi Food, perusahaan Cina yang dimiliki Amerika Serikat. Perusahaan ini kini menjadi sorotan dalam isu kesehatan makanan di Cina, seperti dikutip Reuters, Jumat, 25 Juli 2014.

McDonald’s mengimpor sejumlah produk dari Shanghai Husi mulai Juli tahun lalu sampai Juni 2014. Tidak ada makanan dari penyuplai asal Shanghai itu yang masih berada di stok. Di Hong Kong, McDonald’s berhenti menjual ayam fillet McSpicy, selada ayam dan sayuran, jagung segar kemasan cangkir, serta es teh lemon. McDonald’s juga tidak lagi menggunakan bahan-bahan dari pemasok lainnya, Guangzhou Husi, seperti selada, jagung pipil, irisan lemon, daun selada, timun, bawang bombai, dan tomat.

4. India
McDonald’s menghadapi protes dari kaum Hindu karena gerai-gerai mereka berada di dekat tempat suci. Menurut laporan The Telegraph, 4 September 2012, gerai McDonald’s di India memang hanya menyediakan menu vegetarian karena pertimbangan isu religi. Namun, pemilihan lokasi gerai menimbulkan persoalan.

McDonald’s membuka gerai di Katra, Jammu, dan Kashmir. Wilayah-wilayah ini merupakan rumah Shri Mata Vaishno Devi, satu dari empat kuil suci umat Hindu dan dianggap tidak boleh menjadi wilayah penjualan McDonald’s yang banyak memakai daging sapi di luar India. Sapi dianggap suci di India.

Selain itu, McDonald’s pernah berencana membuka gerai di Amritsar, lokasi Kuil Emas. Kuil ini adalah pusat aktivitas pemeluk agama Sikh di Punjab. Meski kaum Sikh tidak dilarang mengkonsumsi daging sapi, kuil mereka hanya menyediakan makanan vegetarian gratis untuk para pengunjung dan peziarah.
Sumber : tempo